Artikel tentang Jansen Liong

Selasa, 12 Oktober 2010

| | |


              Jansen Liong                                                                                            
                                          Dapat Bintang :                                                                 
                               
“Musuh terbesar adalah diri sendiri,” itulah kalimat yang disukai oleh sosok kelahiran  Jakarta 19 tahun  silam ini. Jansen Liong  adalah seorang mahasiswa di Universitas Multimedia Nusantara yang memfokuskan dirinya pada bidang Teknologi dan Informasi. Kecintaannya pada teknologi baru dan game membuat pria yang lahir pada 18 Februari 1991 tersebut memutuskan untuk fokus pada dunia Teknologi dan Informasi. Menurut anak bungsu dari dua bersaudara ini, dunia Teknologi dan Informasi merupakan dunia yang cukup menjamin dalam abad XXI ini karena di era berbasis teknologi ini para perbankan dan perusahaan-perusahaan selalu menggunakan teknologi untuk mengolah sistem mereka. Oleh karena itu, dunia Teknologi dan Informasi menjadi suatu peluang yang bagus untuk masa depan.

Selain fokusnya pada dunia teknologi, pemilik nama kecil Sen-sen ini juga senang berlatih alat musik. Alat musik yang dikuasi oleh pemuda dengan tinggi 165 cm ini adalah gitar dan piano. Jenis musik yang dimainkan pun bervariasi, tetapi yang terutama adalah musik pop. Anak dari pasangan Lay Sing Djoen dan Liong Kioen Kiong ini termasuk dalam kategori pemalas sehingga untuk berlatih musik pun laki-laki bergolongan darah A tersebut tidak terlalu serius dan tidak menekuninya. Musik hanya dijadikan sebagai media untuk mengisi waktu luang dikala ketegangan–ketegangan yang seringkali melanda.

Dapat mengalahkan rasa amarah yang ada dalam diri merupakan kesan terindah yang pernah di alami oleh pecinta mie ayam ini. Penggemar film komedi ini mempunyai cita–cita semasa kecil menjadi seorang jutawan yang dapat berdampak untuk orang–orang di sekitarnya. Kelak cita–citanya terwujud, mahasiswa yang mengidolakan Marsha Timoty tersebut ingin sekali membiayai orang tuanya dan membahagiakan orang tuanya dengan apa yang dicapainya nanti.

Kehidupan ibarat kertas kosong yang harus kita isi dengan tinta  kisah kita masing-masing dan juga seperti roda yang terus berputar ke atas dan ke bawah. Kisah hidup kita hanya Tuhan yang mengetahuinya. Bagaimanakah kisah hidup pria single yang satu ini nanti?

Dibuat Oleh : Andre Anggiharto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar